468x60 ads


  • best practice
  • Best Practice
  • Best Practice
  • Best Practice
  • Best Practice
  • Best Practice

Menulislah, Agar Tetap Sehat!

0 komentar


Begitu banyak persoalan hidup yang kita hadapi. Apakah itu masalah yang langsung menimpa kita, atau hanya sekedar dampak dari berita dan informasi yang kita baca, dengar dan lihat. Emosi yang meledak-ledak, kekhawatiran dan kekecewaan, bahkan dendam yang menyelimuti hati. Kekangan emosi dan perasaan bertahun-tahun, mengakibatkan jiwa dan mental kita terganggu. Bahkan tanpa disadari fisik mulai sakit dan terganggu.

Pelatihan menulis Best Practice

Sementara untuk bercerita kepada orang terdekat rasanya sulit dilakukan, khawatir perasaan dan emosi yang terpendam justeru menjadi bumerang, karena bukannya mempermudah urusan, tetapi menambah dan menjadi masalah baru. Khawatir banyak orang yang tahu atas masalah yang dihadapinya.

Bila demikian, apa yang harus kita lakukan...? Menulis. Ya menulis sebagai salah satu bentuk pelepasan emosi yang bisa dilakukan tanpa ada beban dan mudah dilakukan. Kesulitannya adalah memulai dan membiasakan diri saja. Lantas bagaimana memulainya?

Mulailah menulis sesuai keinginan anda. Jangan ada beban dan kekhawatiran, tak perlu dipikirkan. Tulis saja semua beban yang selama ini mengganggu pikiran dan perasaan. Tak perlu khawatir dengan teknik dan cara menulis, gaya bahasa, benar dan salah. Karena kita menulis untuk diri sendiri dan melepaskan emosi. Biarkan air mata mengalir, emosi memuncak, kekesalan dan kejengkelan tertumpah. Biarkan semua bentuk keadaan terjadi, jangan dihambat dan dikekang lagi. Biarkan setiap kata dan kalimat mengalir apa adanya, tumpahkan seluruh bentuk emosi yang muncul.

Menangislah.... Marahlah.... Biarkan semua mengalir apa adanya dan tak perlu ditahan.... Ketika terasa berat, cobalah diam sejenak dan tarik nafas dalam-dalam melalui hidung, kemudian keluarkan melalui mulut. Lakukan itu beberapa kali hingga emosi kembali terkendali. Kemudian menulislah kembali dengan mencurahkan semua rasa yang ada, tanpa ada beban dan kekhawatiran seperti awal menulis.

Setelah berhasil dan selesai menuliskannya, kemudian bacalah kembali semua yang telah kita tuliskan. Silahkan dibuang, di delete, di sobek-sobek, atau disimpan. Dan bila memungkinkan dibaca orang lain, bila tidak keberatan. Agar orang terdekat kita mengerti apa yang kita rasakan saat ini. Kemudian tersenyumlah dan mungkin tertawalah atas apa yang telah kita tuliskan. Semua beban hidup, emosi, dan dendam larut bersama tulisan.

Menulis menjadi salah satu metode pelepasan emosi, akan terasa lega bila kita berhasil melakukannya.  Mari kita terus menulis untuk menjaga kesehatan kita dari bentuk stress, emosi, dan keadaan psikis lainnya. So, apa lagi yang harus kita pikirkan? Mari kita jalani hidup hari ini lebih baik dari hari kemarin, dan kita rencanakan esok lebih baik dari hari ini. “Be The Best with Practice, Best Practice!”

(Jakarta, 26 Mei 2013)

The Power of Writting

0 komentar

Oleh : Munawar Aziz
Best Practice Writing School


Banyak orang memandang profesi Penulis sebagai profesi yang sulit dan jauh dari impian dan harapan mereka. Menjadi Penulis bukanlah karir yang bagus untuk digeluti bahkan diharapkan untuk menopang kehidupannya. Sebagian lagi merasa tidak mungkin menjadi penulis, karena jauh dari bakat dan keinginannya. Namun sebenarnya tidaklah demikian.

Yang diperlukan saat ini adalah bagaimana kita melihat ‘the power of writing’ dari sisi diri kita sendiri.  Pandangan dan pikiran ‘membaca saja malas apalagi menulis’, tidak lagi bisa dipakai untuk alasan sulit menulis. Yang ada adalah kemalasan dan tidak tahu juga tidak mau tahu bahwa menulis sebuah kegiatan yang mudah asyik dan menyenangkan, menulis menyehatkan, menulis karir yang tidak ada pensiun, menulis menjauhi diri kita dari pelupa, menulis membuat kita lebih tahu, menulis membuka dan mewarnai dunia.

Paradigma lama tentang sulitnya menulis harus segera dihapus dan dibuang dari memory kita, otak kita dengan segala kemampuan yang ada masih bisa menyerap dan melakukan menulis dengan baik. Segera instal program menulis dengan baik dan tepat. Metode menulis dengan cara lama harus segera diubah, diganti, dan didelete, agar segala kesulitan itu hilang dan diganti dengan metode yang baru, baik, dan mudah. Apa saja yang harus dilakukan?

Ya, menulis jangan pernah dipikirkan. Karena proses berpikir dilakukan sebelum kita menghadap laptop atau pena dan lembaran kertas. Lakukan proses internalisasi (masuk kedalam sesuatu yang akan kita tulis), sehingga saat menulis, kita tidak lagi memikirkannya, tetapi langsung mengalirkannya menjadi kata-kata atau kalimat yang kita rangkai dengan baik dan indah.

Jangan terganggu dengan salah ketik atau salah tulis dengan mengoreksinya seketika, atau kekhawatiran nyambung  dan tidak nyambung tulisan kita. Abaikan saja sementara hingga selesai ide tulisan kita kita tuliskan. Setelah tulisan kita selesai baru kita lakukan baca ulang dan koreksi dengan baik.  Membaca berulang-ulang tulisan kita dari awal merupakan kegiatan yang tidak produktif, biarkan saja tulisan kita mengalir. Bacalah tulisan kita setelah semua ide tulisan kita selesai. Membaca berulang-ulang membuat gatal untuk koreksi/edit. Cenderung tulisan kita makin sedikit dan ide kita hilang, tidak tuntas menuliskannya. Selain itu menghambat mengalirnya ide dalam bentuk tulisan mengalir dengan baik.

Kadang kita merasa ada tekanan dalam menulis. Menulis harus enjoy dan dinikmati, tanpa beban dan tekanan baik dari luar, apalagi dari dalam. Buat diri kita, pikiran kita dan perasaan kita bebas. Tulislah apa saja yang ingin kita tuliskan tanpa terganggu hal-hal yang bersifat  aturan menulis maupun situasi dan keadaan diluar diri kita. Tidak percaya diri atas tulisan kita atau over confidence, sering kali mengganggu proses menulis kita. Peranan otak kiri sementara diabaikan, lebih kedepankan dan utamakan peranan otak kanan, tanpa beban, menulis dengan merdeka.

The Power of Writing, menjadi alasan kuat kita, mengapa kita harus menulis. Kekuatan yang sangat luar biasa bila kita mengetahuinya. Seperti yang telah disampaikan diatas beberapa kekuatan menulis. Bila kita perhatikan berapa banyak situasi dan keadaan berubah dan diubah oleh sebuah pemikiran yang dituliskan di dalam sebuah buku, atau berita dan informasi di media. Opini yang beredar yang mempengaruhi situasi dan kondisi masyarakat dan bangsa. Bahkan menulis bisa mengangkat dan membunuh ‘karakter’ seseorang. Betapa bahayanya bila kemampuan menulis dimiliki oleh orang-orang atau lembaga yang memiliki kekuatan dan kekuasaan negatif, orang-orang atau lembaga yang  ingin mengubah cara pandang yang negatif, atau ada pemaksaan opini dengan cara menulis. Sungguh itu berbahaya, karena menulis sangat mudah dan halus dalam beropini. Dengan tulisan pemikiran dan infiltrasi sebuah keyakinan dan dogma dengan halus masuk dan mempengaruhi siapa pun. Diperlukan hati yang sehat dan bersih, sehingga tulisan memberikan banyak manfaat, menyehatkan bagi penulisnya dan juga pembacanya. Menulis dengan hati, membuat kita lebih bijak, apa pun jenis tulisan kita.

(Jakarta, 20 Mei 2013)

Niat dan Motivasi Menulis

0 komentar

Salam Indonesia Menulis...!!!
Be The Best with Practice...!!!

Katanya menulis mudah, asyik dan menyenangkan…? Tapi nyatanya selalu menemui hambatan dalam memulai, meneruskan dan membuat tulisan. Sebenarnya apa penyebabnya? Begitu banyak ide yang ingin dituliskan, namun tak bisa juga dikeluarkan. Sehingga yang terjadi adalah kesal, jengkel, dan frustasi.

Bila hal itu terjadi pada kita, apa yang harusnya kita lakukan?
Mari kita memulai dari sesuatu yang dekat dengan diri kita, yaitu sesuatu yang dari dalam diri, niat dan motivasi. Pertanyaan yang paling mendasar adalah, mengapa kita menulis? Untuk apa kita menulis? Bila kita bisa menjawabnya, maka kita akan tahu dan akan mudah bagi kita menulis. Apa pun jawaban yang kita jawab.

Seringkali niat dan motivasi menulis kita tidak jelas. Sehingga kita tidak memiliki yang namanya ‘strong why’, yaitu alasan yang kuat mengapa kita melakukan ini dan itu. Bahkan bila kita memiliki niat dan motivasi yang besar dan mulia, yang perlu diperjuangkan, maka kemampuan menulis kita akan bertambah besar pula. Niat dan motivasi berupa ideology, idealis, dan ekstrim, atau sesuatu yang diperjuangkan biasanya kuat dan besar untuk dituliskan.

Sebelum kita menulis, maka kita sejenak diam merenung apa yang akan kita tulis, dan mengapa saya menulis itu? Kemudian lakukan proses internalisasi diri. Kita masuk kedalam ide tulisan yang akan kita tulis, masuk lebih dalam, seakan kita benar-benar berada di dalamnya. Ketika kita nanti menuliskannya, maka kita menuliskannya dengan lancar, seperti orang bercerita/ngobrol dengan teman dihadapan kita.

Sebagai contoh, ketika saya menulis artikel ini. Saya sempat berpikir dan terdiam, mengapa banyak orang mengalami kesulitan dalam menulis. Sementara saya merasa asyik dan enak dalam menulis. Saya ingin berbagi informasi apa yang membuat saya mudah menulis. Ternyata selama ini yang membuat saya asyik dan mudah menulis adalah karena saya memiliki niat dan motivasi yang kuat untuk menyebarkan metode menulis yang selama ini saya terapkan dan ajarkan saat saya melakukan writing workshop.

Ayo kita terus menulis dan selalu memiliki dan memperbaharui niat dan motivasi kita menulis. Apa pun itu, akan membuat kita memiliki alasan yang kuat dan juga kemampuan menulis yang sangat luar biasa. Apa lagi alasan kita untuk tidak menulis? Tidak ada!

Sungguh menulis itu mudah, asyik dan menyenangkan! Be The Best with Practice, Best Practice! www.akucintamenulis.com
Munawar Aziz, Jakarta, 13 Maret 2013

Profil Munawar Aziz

Munawar Aziz

Trainer berpengalaman di bidang penulisan yang sudah memberi banyak pelatihan di Indonesia, terbukti dan teruji melahirkan penulis-penulis baru dengan karya yang sudah terbit dan beredar di toko buku Gramedia. Merupakan “Inspirator Menulis Indonesia” dan salah seorang pendiri BP School of Writing (sekolah kepenulisan Balai Pustaka – BUMN bidang penerbitan dan percetakan yang sudah berdiri hampir 100 tahun).

Memiliki kemampuan dan kekuatan bukan hanya transfer knowledge mengenai dunia menulis, tetapi lebih dari itu memotivasi siapa pun untuk menjadi penulis. Kemampuannya di bidang marketing, komunikasi, leadership, motivasi, dan training membuat Best Practice Writing Workshop menjadi pelatihan yang bermutu dan bernilai tinggi.
  1. 2012 - Now Best Practic
    • Writing Workshop
    • Position : Founder, Owner, Trainer, & Instructor
  2. 2010-2012
    • Balai Pustaka - BP School of Writing (BPSOW)
    • Position : Founder BPSOW, Trainer, & Instructor
  3. June 2009
    • Sun Corporation International – Training & Consultant
    • Position : Motivation Trainer
  4. 2007 – 2009
    • PT. Ristra Indolab (Cosmetic Skin Care Company)
    • Position : National Sales Manager (NSM)
  5. 2006 – 2007
    • PT. Chevron Oil Products Indonesia (Caltex)
    • Position : Sales Manager Consumer Division
  6. 1998 – 2006
    • PT. Mead Johnson Indonesia (Bristol Myers Squib-BMS)
    • Position : Field Sales Manager (FSM)
  7. 1996 – 1998
    • PT. Semesta Rasafoods (Indofood)
    • Position : Area Sales and Promotion Supervisor (ASPS)
  8. 1994 – 1996
    • PT. Indemeco – Jakarta
    • Position : Community Development Consultant (CDC) 
  9. 1992 – 1994
    • SMA Pattimura – Jakarta
    • Position : Formal Teacher

Mengatasi Rasa Minder

0 komentar

Mengatasi Rasa Minder
Katakanlah anda ingin memuat tulisan di blog pribadi Anda, tapi Anda merasa tulisan itu sangat jelek. Andapun minder, takut diejek, malu bila tulisna tersebut dibaca oleh orang lain. Karena "dihantui" oleh perasaan seperti ini, Anda pun tidak pernah memuat tulisan Anda dimanapun. semua naskah yang telah anda tulis hanya tersimpan di tempat yang tersembunyi.

Sahabatku, mari kita hadapi ini dengan logika saja, simak penuturan tentang mengatasi rasa minder berikut ini:
  1. Seandainya anda memelihara rasa minder tersebut, dengan kata lain Anda tak pernah membiarkan siapapun selain anda sendiri yang membaca tulisan anda. Bisakah anda menjadi penulis sukses? Tentu tidak! Semua penulis sukses pastilah memiliki banyak karya yang sudah dibaca oleh orang lain!
  2. Seandainya tulisan anda memang benar-benar jelek, so what? Asma Nadia pernah melontarkan sebuah kalimat yang amat menggelitik, "tak pernah ada ceritanya, seorang penulis mati terbunuh hanya karena kualitas naskahnya jelek". Ya, Asma benar. Mungkin anda akan dicela orang bila naskah anda sangat buruk. Mungkin pula anda disarankan untuk mencari katifitas lain, tak ada gunanya jadi penulis. Kenyataan seperti ini memang menyakitkan. tapi percayalah, naskah yang buruk itu takkan pernah mencabut nyawa anda! Tak ada resiko besar yang akan Anda derita.
  3. Bila misalnya orang lain mengatakan tulisan anda benar-benar jelek, yang harus anda lakukan adalah membaca dan mempraktekkan kembali ilmu yang anda dapatkan. Terus mencoba dan tak kenal kata menyerah.
Ketika anda merasa bahwa tulisan anda jelek, sebenarnya itu hanya perasaan anda. Itu hanya sebuah "vonis" yang diambil oleh anda sendiri. Berdasarkan pertimbangan anda sendiri pula yang sangat subjektif.

Menjadi Penulis

2 komentar

Menjadi Penulis
Menjadi Penulis? Hmmm… rasanya sulit dan tidak mungkin. Membaca saja malas, apalagi menulis. Tidak punya bakat. Menulis adalah kegiatan yang perlu waktu dan tempat khusus, tidak bisa sembarangan dan tidak bisa dilakukan kapan saja. Menulis perlu konsentrasi dan ketenangan, menulis haruslah fokus dan tidak boleh terganggu oleh apa pun. Menulis harus sesuai kaidah dan tata bahasa yang benar, harus memiliki dasar dan ilmu yang memenuhi syarat, aturan yang jelas dan tidak boleh salah.

Benarkah demikian? Benarkah menulis sesuatu yang sulit dan penuh dengan aturan?

Tidak demikian, menulis itu sebuah kegiatan yang menyenangkan dan mengasyikan. Bahkan menulis bisa menjadi pekerjaan dan profesi yang menghasilkan uang. Lalu mengapa menulis menjadi sulit? Sejak Sekolah Dasar (SD) kita sudah diajarkan ‘mengarang’, namun tidak banyak yang menjadi pengarang maupun penulis. Adakah sesuatu yang salah?

Mungkin tidak salah, tetapi metode yang diterapkan tidaklah tepat, sehingga membuat kontra produktif, bukannya menjadi mudah dan mengasyikkan, menulis menjadi kegiatan yang membosankan dan sulit dilakukan. Bagaimana mungkin seorang guru mengajarkan menulis, sementara sang guru sendiri mengalami kesulitan dalam menulis.

Ada tembok-tembok yang harus kita hantam dan pecahkan, sehingga tidak lagi menghalangi dan menghambat kita dalam menulis. Tembok yang sebenarnya kita buat sendiri dan membuat diri kita sulit. Ada hambatan internal, ada juga eksternal. Namun lebih berbahaya adalah hambatan internal, seperti;
  1. Tidak punya niat & keinginan.
  2. Malas & merasa tidak ada waktu.
  3. Takut dibaca, dikoreksi, dan caci maki.
  4. Tidak punya kemampuan dan ilmu menulis, tidak mau belajar.
  5. Kesan dan asumsi menulis sulit.
Bila kita berhasil mendobrak dan memecahkan tembok-tembok penghalang tersebut, maka kita sudah memiliki kemampuan mengendalikan diri dan mulai menulis. Tumbuhkan niat dan keinginan menulis, buang jauh-jauh rasa malas dan tidak percaya diri, belajar dan dalami kemampuan menulis dengan banyak membaca buku, atau mengikuti workshop menulis. Menulis tidaklah sesulit apa yang kita pikirkan/persepsikan, bahkan jauh dari kesan dan asumsi sulit. Menulis begitu mudah dengan beberapa hal yang harus kita lakukan;
  1. Menulis bukan dipikirkan, tetapi dilakukan. Menulislah sesuai yang anda inginkan, bebas lepas tanpa beban. Buang semua aturan dan hambatan, memulai menulis adalah sebuah prestasi. Menulis seperti belajar renang dan sepeda, harus praktek langsung.
  2. Menulislah sesuatu yang dari dalam diri lebih mudah, bukan mencari-cari diluar diri kita. Seperti menulis pengalaman pribadi, perasaan yang ada saat ini, pekerjaan yang dijalani, orang terdekat yang dicintai, dan apa saja yang ada di dalam diri.
  3. Aktifitas penulis adalah menulis, ketika menulis maka hanya menulis, tidak usah dibaca ulang dan di edit. Bila telah selesai, baru mulai di baca ulang dan lakukan editing. Karena proses editing sebenarnya dilakukan oleh seorang editor.
  4. Nikmati setiap untaian kata-kata yang dituliskan, dan kembangkan sesuai dengan keinginan dan harapan kita. Mau menjadi apa hasil tulisan kita, adalah hak kita sebagai penulis. Tumbuhkan keberanian diri untuk bebas menulis dan berpendapat.
  5. Jangan takut salah menulis, karena manulis adalah juga sebuah seni merangkai kata. Apa pun yang kita tulis adalah sebuah keindahan. Tumbuhkan rasa percaya diri terhadap kemampuan menulis, karena menulis memang mudah.
Menjadi penulis tidak lagi sulit, banyak pelatihan dan buku-buku tentang menulis yang bisa diikuti dan dibaca. Bahkan dengan kemajuan teknologi, seperti alat komunikasi dan internet makin mempermudah menulis. Dengan SMS, update status, membuat blog, dan sebagainya. Masihkah kita merasa menulis begitu sulit? Tidak. Saat ini menulis jauh lebih mudah dan mengasyikkan, bahkan banyak yang menjadikan menulis sebagai sarana mendapatkan uang. Tunggu apa lagi? “Be The Best with Practice, Best Practice!”

Sampai jumpa pada “BEST PRACTICE Writing Workshop”,

Munawar Aziz, inspirator menulis Indonesia.
Informasi: Hanafi: 0817-270-165, Tlp: (0274) 377-399.

Writing Workshop bersama Best Practice

0 komentar

Mengadakan pelatihan menulis atau writing workshop bersama Best Practice DIY dan Jateng. Segera hubungi kami di 081-7270-165 atau (0274) 7408939. Be The Best practice..


Menjadi seorang penulis bukanlah suatu hal yang sulit. Sejak masih kecil kita sudah belajar bagaimana caranya menulis. Dalam stiap aktifitas keseharianpun, kita tidak pernah terlepas dari aktifitas menulis, apapun itu. Dengan menulis buku harian, menulis catatan belanja, atau sekedar update status di facebook atau twitter kita sudah melakukan aktifitas yang dinamakan dengan menulis. Lantas apakah yang menjadi kendala untuk menjadi seorang penulis?

Menjadi penulis hebat bukanlah suatu tujuan yang bisa didapatkan dengan mudah. Perlu latihan dan kerja keras yang harus terus diasah kemampuannya. Tetapi menjadi seorang penulis tetap saja berawal dari menulis dan menguntai kata huruf demi huruf menjadi sebuah kalimat yang baik dan dapat menarik simpati  setiap pembacanya. Karena sejak lahir kita sudah dibekali dengan kemampuan berucap maupun berkata kata yang dapat mempengaruhi dan ditangkap maksutnya oleh orang lain. Lantas bagaimana menuangkan sebuah ide, gagasan, opini, dan pemikiran yang selama ini terbendung dalam otak kita menjadi sebuah tulisan?

Best Practice, mengadakan pelatihan menulis bersama Bapak Munawar Aziz, pakar penulis tingkat nasional di Indonesia sekaligus pendiri pelatiahan menulis di BP (Balai Pustaka). Dengan workshop bersama Best Practice, menulis akan menjadi lebih mudah dan menyenangkan. Best Practice menggunakan metode yang telah teruji dan menghasilkan banyak karya dan buku-buku dari para alumni pelatihan.

Hubungi kami segera, dan dapatkan bukti nyata bersama para alumni lain yang terdiri dari berbagai latar belakang (Dosen, Guru, Doktor, Jurnalis, Dsb.) yang telah sukses menjadi penulis penulis hebat. Raih kesempatan untuk membuka mata anda bahwa menulis adalah suatu hal yang menyenangkan tanpa ada paksaan dan membuat tak dapat berhenti menuangkan pikiran anda dalam sebuah tulisan.

"Setiap pribadi unik dan sempurna dengan potensi terbesar yang dimilikinya"